Kamis, 31 Mei 2012

Berawal dari "Bumi itu Bulat"

Iseng saat itu, teman sekantor menunjukkan game/kuis yang saya harus menebak jawabannya. Menurut saya, susah sekali itu kuis/game. Teman saya memberikan kata kunci "Bumi itu Bulat". Hm.... namun tetap saja saya tidak mampu menjawabnya. Saya pun menyerah, dan kurang begitu tertarik dengan kuis itu.

Selanjutnya, bukan tentang kuis tersebut yang akan saya bahas di sini.

Ini cerita tentang "Bumi itu Bulat" yang secara tak sengaja saya dengar waktu itu. Saya langsung teringat kedua sahabat saya.

 Dulu, saya berpikir bahwa hidup akan datar-datar saja, biasa dan tak ada yang begitu  istimewa. Saya jarang sekali membayangkan, bagaimana sahabat saya yang biasanya tidur di ranjang ber-merk dan ber-AC, tiba-tiba tidur di tempat tidur yang beralaskan tikar atau matras. Saya pun jarang membayangkan teman saya yang mampu kuliah di universitas swasta ternama, tiba-tiba melihatnya bekerja di mall dengan gaji yang dulu mungkin uang sakunya dalam satu hari.

Dulu, saya tak pernah membayangkan apa pun terhadap diri saya, kecuali tentang pekerjaan dan cita-cita saya yang rasanya sudah lama sekali menjadi semangat bagi darah saya untuk terus mengalir. *lebay.
Saya hanya berpikir, bahwa suatu saat saya ingin tinggal, berkumlpul kembali dengan keluarga saya yang utuh di tempat yang diinginkan oleh keluarga saya, Jakarta. Selebihnya, saya tak pernah membayangkan apapun.

Namun, semua berubah secara perlahan.

Hampir lima tahun saya menjadi perantau, banyak hal yang telah berubah, baik saya,sahabat-sahabat lama maupun sahabat-sahabat baru saya. Bila diibaratkan, mungkin ibarat "Roda", hidup itu akan selalu berputar, atau "Bumi itu Bulat". Dia akan mengalami terang, kemudian gelap. Ada musim dingin, musim panas dan begitu seterusnya. Hidup tak pernah datar, tak akan pernah biasa-biasa saja. Melihat kehidupan saya dan sahabat-sahabat saya sekarang, kadang sedih, ada bahagia, tapi kadang hanya bisa terdiam. Itulah hidup.....ada warna di dalamnya.

Bagi yang dulu di bawah dan sekarang di atas, selamat kawan, anda telah berhasil menaklukkan hidup.
Bagi yang dulu di atas dan sekarang di bawah, itu hidup kawan, ini saatnya kalian berakting menjadi manusia yang super, ini momen yang baik untuk berubah.... Aku yakin, pasti banyak hal yang kau lewatkan saat kau di atas.

dan Bagi siapapun yang merasa hidupmu biasa-biasa saja, sabar kawan, warna hidupmu mungkin datang sebentar lagi... hanya butuh kata "sabar" dan "nikamtilah".

Selanjutnya, apakah anda siap menjadi di atas? atau di bawah????

2 komentar:

  1. bingung mau komen apa

    BalasHapus
  2. Ya, kita harus siap dengan segala posisi sang roda. Manusia ngga bisa sombong, krn hanya karena nyamuk saja manusia bisa mati koq. Tapi rendah diri pun ngga baik, karena itu ngga fair buat orang tua kita yg mendambakan kita berjaya. Hidup bagi saya nyantai tapi siap untuk serius serta hormati siapapun yg ada di dpn kita, meski dia tidak menghormati kita. Pasti ada gunanya.

    BalasHapus