4th floor. the Balcony
Iseng hari itu, setelah makan malam, kita mampir ke minimarket di seberang pasar tradisional. Sekedar beli kebutuhan sehari-hari, kita dapat hadiah kecil, sebuah toples kaca dan satu botol besar teh kotak merk terkenal.
Setelah sampai kos, kita pun bergegas ke lantai 4 dengan bekal teh kotak hadiah dari minimarket dan makanan-makanan kecil. Lantai 4 kos kami memang tempat favorit untuk sekedar bercengkerama. Tempatnya lapang. Dari tempat ini kita bisa melihat monas serta kilauan gedung pencakar langit di Jakarta pada malam hari.
Hanya ada obrolan-obrolan ringan dan santai tentang kita. Tak ada yang berat, hanya cerita tentang mantan pacar yang selalu minta balikan, agenda malam minggu, cerita latihan tae kwondo, atau atasan kantor yang menyebalkan.
Saya berfikir, that is a really quality night.
Cerita ringan itu muncul, bukan di cafe mewah dengan alunan musik jazz, ataupun foodstalk terkenal yang ramai pengunjung, atau bahkan di dalam mall mewah di tengah kota. Cerita itu, muncul di balkon lantai 4, tempat yang mungkin akan dihindari oleh kebanyakan orang karena tali-tali jemuran dan rongsokan barang-barang kos-kosan.
Persahabatan itu 'simple', tak perlu tempat mewah, tak perlu makanan mahal atau pun kendaraan mahal. Ceritanya pun akan sangat sederhana, namun ringan, dan menyentuh.
Persahabatan tak akan membuatmu bosan untuk bercerita, karena persahabatan akan selalu lahir dari sebuah cerita
Persahabatan tak akan menilai materi, karena persahabatan tidak muncul dari sebuah harga.
Friendship was born from a simple simplicity
aji
aji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar